KETAATAN KEPADA ALLAH DI ATAS MANUSIA

 *KETAATAN KEPADA ALLAH DI ATAS MANUSIA*

*Kisah Para Rasul 4:19-20*

_*"Tetapi Petrus dan Yohanes menjawab mereka: "Silakan kamu putuskan sendiri manakah yang benar di hadapan Allah: taat kepada kamu atau taat kepada Allah. Sebab tidak mungkin bagi kami untuk tidak berkata-kata tentang apa yang telah kami lihat dan yang telah kami dengar."*_

_Dalam konteks tekanan dan ancaman dari para pemimpin agama Yahudi, Petrus dan Yohanes tidak goyah. Mereka tahu risiko dari keberanian mereka—penjara, bahkan kematian—tetapi hati mereka sudah bulat: <em>ketaatan kepada Allah jauh lebih penting daripada ketaatan kepada manusia_. Inilah bentuk iman yang tak tergoyahkan, yang muncul bukan dari keberanian alami, tetapi dari pengalaman nyata berjalan bersama Kristus.

Di dunia modern, tekanan untuk kompromi tetap ada. Banyak orang Kristen menghadapi dilema moral—dalam pekerjaan, pendidikan, bahkan dalam keluarga—yang menuntut mereka memilih antara menyenangkan manusia atau setia kepada Allah.

_Bagian kita adalah tidak kompromi dalam iman, sekalipun menghadapi tekanan. Selalu percaya Tuhan pasti tolong. Tidak usah takut, karena kuasa Tuhan lebih dahsyat._ *Mat 10:28 Jangan takut kepada mereka yang dapat membunuh tubuh tetapi tidak dapat membunuh jiwa*. Dan juga kita tidak bisa diam tentang kebenaran, saksikan pengalaman pribadi kita dengan Tuhan. Hidup kita dalam perbuatan dan perkataan menjadi saksi Kristus bahwa perbuatan- Nya dahsyat dan ajaib.

Seperti dikatakan Dietrich Bonhoeffer, seorang teolog Jerman yang dihukum mati karena menentang Nazi: _“When Christ calls a man, He bids him come and die.”_ (Ketika Kristus memanggil seseorang, Ia memanggilnya untuk datang dan mati). Maka hari ini, kita bertanya: apakah saya rela tetap taat meski harus melawan arus?

*Taat kepada Allah mungkin membuat kita tidak populer di dunia, tetapi itulah jalan menuju hidup yang berkenan dan

 kekal di hadapan-Nya

*"Tuhan Yesus memberkati*"

KURniAWAN PDFIC SE MBA